– Hai apa kabar? Kini kita akan menyajikan beberapa kumpulan puisi puisi tentang kerusakan alam. Umumnya kerusakan alam disebabkan oleh manusia yang tak bertanggung jawab. Sudah banyak terjadi kerusakan alam yang hingga pada akhirnya menjadi bencana alam. Contohnya adalah penabangan hutan secara liar dan membabi buta, sehingga menyebabkan banjir di mana-mana. Daftar Isi Puisi Tentang Kerusakan Alam Alamku Telah Rusak Bumi Menjerit Keramahan Alam Hilang Tanpa Judul Kami Meminta Maaf Jeritan Nyawa Ketidakpedulian manusia pun mulai menyusut. Inilah bentuk kerusakan alam yang terjadi karena ulah manusia sendiri. Alamku Telah Rusak Dulu jernih sungaiku Kini kotor sudah Dulu tinggi pohon pohonku Kini habis sudah Dulu cantik karangku Kini buruk sudah Kini sudah rusak alamku Karena tangan manusia Karena nafkah Lupa akan alam Bagaimana dengan cucuku? Egois merenggut kita semua Maafkan kami Tuhan Damainya alam yang kau titipkan Kini rusak Bumi Menjerit Aku memahami dalam hening Ronta nusantara Birahi serakah tertahan Tanpa sejuk, tanpa tenang Raja tetaplah raja Budak tetaplah budak Tanpa dipinta, bumiku hancur Ribuan nyawa tertelan murkanya Ego mengalahkan, hilang jawaban Tanpa kata tanpa frasa Entah teratasi atau tidak Pekik manusia merentah tangis Bahana Derita saling sambut bersama derunya angin Bumiku rusak Tempat berlindung, tempat hidup Dengar, Mengikis harapan menjadi jeritan nyawa Tangisan alam Di atas puasnya manusia tak kuasa melawan getir Mulut, mata, telinga tak berfungsi Kita perusak, dan tanpa sadar Keramahan Alam Hilang Tandus Tandus alamku Hijau dan lestari hanya belaka Punah dan mati menggantikan Tak lagi ramah alamku Keindahan hanya fiksi Menjajah dan menjarah mulai populer Ketentraman Ketentraman sudah tiada Tangan-tangan serakah merusak Alam terajam Hilang, lenyap, punah sudah Tanpa iba Entah siapa? Kenapa? Perang dimulai Makian dan cacian adalah tradisi Kebencian merajalela Pembunuhan, pertumpahan darah, mulai membanjiri Celaan sungguh Bukan salah alam Bukan salah bumi Lalu siapa yang salah? Kemakmuran alam yang seharusnya dijaga Kebaikan sudah tak tertebar Habis sudah dibabat Kekejaman pun belingsatan Kejam sungguh Tak mampu melawan Tak mampu dendam Tak mampu berontak Mereka hanya diam Menunggu murka Tuhan Tangan-tangan serakah Perusak bumiku Tanpa Judul Serpihan dan pecahan kaca terbakar Terlempar ke rumput, bubuhan koran Tebangan pohon, beton tertuang Lingkungan menyertai Makanan bersama racun Minyak mentah terisi pada samudera Malapetaka dan mengerikan ada di laut Inilah makanan kita Asap kuning keluar dari gedung gedung besi Gas kaustik dan bahan bakar keluar dari baja Tempat yang sepi adalah kehancuran Inilah napas kita Harus ada seseorang yang bertindak dan memulai Meningkatkan kesadaran Dan mengindahkan masalah Karena hidup telah dipertaruhkan Kami Meminta Maaf Indah adalah masa lalu Udara segarmu adalah kenangan Hangatnya sinar matahari adalah dulu Kini berubah Tanpa peduli Sibuk dengan dunia Kami meminta maaf Karena kami hanya bagian dari alam Jeritan Nyawa Rasakan perih ini Lihat air mata ini Sahabat kami telah hancur Akan nafsumu Kini kemarahannya memuncak Bosan dengan semua Berontak dengan laku kita Entah siapa yang melakukan Hanya pahit yang terasa Kaumu, golonganmu, hartamu, di pikiranmu Tak pernah terbesit tentang kami Saudaramu yang sebangsa Banyak dana yang terkumpul untuk kami Tapi di mana? Banyak sekali Di mana? Apa pesawat menjatuhkannya? Kami pun kekurangan dan lemah di sini Atau di kantong mereka? Tanpa rasa iba di dalam hatinya Rasakanlah Hargailah kami Sebagai saudaramu Indonesia Daftar Isi Puisi Tentang Kerusakan Alam Alamku Telah RusakBumi MenjeritKeramahan Alam HilangTanpa JudulKami Meminta MaafJeritan Nyawa
Puisitentang alam adalah puisi yang bercerita tentang berbagai fenomena di alam, seperti pegunungan, pedesaan, pantai, laut, atau tentang alam yang rusak. Maka, apapun rasa dapat terlukis secara perlahan dari goresan pena yang mengalur menjadi diksi bermakna. 5 Contoh Sajak Sunda tentang Alam dan Lingkungan Sampai jumpa pada tema puisi tentang alam selanjutnya.
Kumpulan puisi tentang lingkungan hidup yang rusak. Bagaimana cerita puisi lingkungan dalam bait puisi alam yang diterbitkan blog berkas puisi. diantaranyaPuisi jasad rimbaPuisi pada yang raibPuisi hutanku dahuluApakah berkisah seperti puisi rusaknya lingkungan atau puisi lingkunganku ataukah puisi tentang lingkungan yang hijau dan lebih jelasnya puisi tentang lingkungan hidup disimak saja puisi bertema lingkungan dibawah ini dalam deretan bait kumpulan puisi tentang lingkungan hidup yang rusakPUISI JASAD RIMBAKarya NadyaIbu yang bumi meratap pasrahLuka sekujur tubuh memerah tanahTatap ayah menghimpun tetes laraMenghiba, menatap rumah rimbaJasad rimba tertidur di ranjang baraTubuhnya tinggal belulang arang jelagaAsap menari iring kemana lidah paling apiMencabik batang-batang semiAngin yang gemuruh membawa sesakBocah riang tersendakBayi-bayi membiru ditetek jarum-jarum suntikNapas hanya menunggu keajaiban vulkanikMereka dalam sakit pecahnya tangan keserakahanMendaur ulang menghalalkan kematianTerkulai nafsu ambisiDari ulah diktator sebagaian kaum berdasiPADA YANG RAIBKarya Anik SusantiDi pemujaan sepi, deru mengiang gemuruhSemakin sunyi pilar-pilar hijau runtuhHanya suara angin bekas dirubuhnya pusakaRaib suara satwa-satwaAir tak punya hentiannyaRiang euforia kicau hilangMenghantui alamku adalah bencanaDebat kosong pusara para rindangMenjadi mendiang hutanBumi sudah bergelar senjaTitah Sang Kuasa merapikan ketentuanPinta udara masih ingin bersuaMeski sesak menyimpan harapanMenculik mimpi, tentang mangrove di tepi lautanSemoga di sini disentuh reboisasi pulaPada muda, lambai bermuaraHulu; paru-paru kota jangan sampai tiadaHUTANKU DAHULUKarya Lukman SambongiAsri, sejuk dipandang mataKeelokannya sungguh luar biasaMembuat banyak orang jatuh cintaMengguras hasil bumi di dalamnyaTerpikat hati ingin mengjarah segala yang adaTanpa peduli dampak, erosi melanda mengubahMaka malapetaka tiada bisa ditundaKarena segelintir ulah para perambahDahulu, sangat indah, masih terbayangDi ujung kelopak mataku yang sayub iniNamun, kesedihanku pun memuncak kiniMenyaksikan pohon pinus kesayanganTelah jadi abu dan bercampur lumpurSekarang terus membabat hingga menguburTiada pengganti tunas-tunas yang suburMusnahlah hingga masapun akan terkubur.Simakbaca juga puisi yang lain di blog ini, semoga puisi tentang alam atau puisi lingkungan yang rusak di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung. Menarik Untuk Dibaca Juga:
Puisi tentang kerusakan alam dan lingkungan hidup. Puisi selamat tinggal hutanku. Pengertian hutan menurut para ahli. Hutan ialah suatu kumpulan tumbuhan serta tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yg menempati daerah yang cukup kata tentang hutan inilah tema puisi alam atau puisi lingkungan yang rusak dan puisi tentang kerusakan alam dan lingkungan hidup, yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak untuk kesempatan diketahui Suatu kawasan di anggap hutan apabila kumpulan pepohonan dapat menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang spesial setempat, yg berbeda daripada daerah di tanaman lain dan binʌtang dan beraneka unsur hidup didalamnya serta bagian- bagian yang tak terpisahkan oleh hutan itu sendiri sangat berperan pada aneka macam hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, serta peran penyeimbang lingkungan, dan mencegah timbulnya pemanasan fungsi penyedia air bagi kehidupan. Hutan merupakan salah satu daerah yg sangat penting, hal ini dikarenakan hutan tempat tumbuhnya aneka macam tinggal hutanku berarti hutan telah hilang menjadi kawasan lain, entah perkebunan atau pemukiman atau bahkan pertambangan yang merusak lingkungan menyebabkan tentang keindahan hutan hilang akibat ulah berikut adalah daftar judul puisi tentang kerusakan alam dan lingkungan hidup yang diterbitkan diantaranyaPuisi selamat tinggal hutankuPuisi belantarakuPuisi bumi menangisPuisi ratapan hutanEmpat judul puisi tentang hutan atau puisi alam yang menceritakan tentang kerusakan alam dan tentang lingkungan hidup yang Tentang Kerusakan Alam Dan Puisi Lingkungan Hidup yang RusakLingkungan hidup dalam puisi ini adalah hutan dan alam, dan berkaitan dengan hutan,Berikut adalah puisi tentang hutan yang rusak atau puisi lingkunganku yang untuk lebih jelasnya bagaimana bait-bait puisi hutan atau puisi alam dengan tema puisi lingkungan, disimak saja puisi-puisnya dibawah Selamat Tinggal HutankuHusain IsmailSeribu bayang sesalhadir mengusik malamkumembuat mata sulit terpejammemaksa hati resah gelisahKusesali kisah laluyang membuatku mengenal kamumenyiram dosa di hati sucimenumbuhkan kebencian di dalam diriJiwaku yang suci terlahirkini harus memikul aib karena ulahmulangkah diri ke ambang suciterkecohkan oleh rayumuKehadiranmu disinihanya tinggalkan sesal dan bencihanya memperkenalkan dosa yang tak berampunmenciptakan karma berkesumatKini kuharus mampu merangkakdalam lumpur kehidupan yang hitammerayap..,mencari tempat menepimencari cahaya suciSelamat tinggal bunga hitamkuselamat tinggal kembang kelamkusemoga datang pada hatimuangin kesadaran bersama sinar penerang jalanTiga Raksa,081216,Husain IsmailPUISI BELANTARAKUKarya hilangTak lagi rimbunya terbentangHawa panas pun memanggangBelantaraku punahTak lagi hijaunya indahKering kerontang pun merekahBelantaraku tercabik-cabikTak lagi sejuknya membisikMesin dan keserakahan pun terus mengusikBelantaraku hanyutTak lagi menjulang pohon besarnya berlumutHening, margasatwa pun berhenti menyahutBelantaraku berurai sunyiLagu riangnya perlahan terhentiGemanya redup, isak gersang pun memanaskan wajah bumiPUISI BUMIKU MENANGISKARYA Farhan AryaAlam merintih pedih, menahan kesakitan sang surya bimbang, melangkah pada kebinasaan, hutan gundul kering kerontang, tiada penghuni selain serakan sekali lagi wajah alam terluka, hatinya menjerit, meronta minta welas asih, pada bekunya otak-otak tak berhati, menisankan sebuah keindahan habitat Rab, akankah pelik ini menjadi duka panjang?.Ataukah akan menyegerakan yang harus di masih titik-titik tanda RATAPAN HUTANKarya Ratih MartadisastraAdalah aku melebur bersama laraHidupku teramat sengsaraNamun, aku tak kuasaMelihat ketamakan manusiaHingga aku tertatih dan terus tersakitiAkulah hutan yang tergerogotiOleh tangan-tangan yang hanya memikirkan ego sendiriDemi mengumpulkan pundi-pundiTuhan, mengapa ini terjadi?Kulihat awan tak lagi seputih melatiKabut asap menutupiTiada lagi indahku kiniDimana hati nurani?Mungkinkah telah mati?Tak ada sedikitipun peduliWahai, manusia sadarlah diriJangan biarkan hal ini terus terjadiAtau semua akan matiDemikianlah Puisi tentang kerusakan alam dan lingkungan hidup, puisi selamat tinggal hutanku. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Puisitentang kerusakan alam dan lingkungan hidup. Puisi selamat tinggal hutanku. Pengertian hutan menurut para ahli. Hutan ialah suatu kumpulan tumbuhan serta tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yg menempati daerah yang cukup luas. Kata kata tentang hutan inilah tema puisi alam atau puisi lingkungan yang rusak dan puisiPuisi palung semesta adalah rangkaian kata kata puisi kritik untuk alam yang rusak dan puisi kerusakan alam dirang dengan cerita puisi tentang alam dan manusia menjelaskan kerusakan alam akibat ulah tangan cerita lengka puisi kritikan terhadapa alam yang rusak dalam bait puisi palung semesta yang dipublikasikan berka puisi, apakah bercerita seperti puisi bumiku menangis atau puisi alamku telah rusak atau berkisah seperti cerita puisi tentang menjaga lebih jelasnya puisi kritik untuk alam yang rusak disimak saja puisi berjudul palung jiwa dibawah ini agar mengerti arti puisi dan SEMESTAOleh Panji BhuanaTanah-tanah tandusLadang dan huma tergerusSawah-sawah tak terurusPemilik berbeda statusPohon-pohon meranggasRanting-ranting berderak lepasBadai topan menghempasTersisa hanya bekasMulut-mulut mengangaKelaparan membuka belangaJejak tiada tenagaSelaksa luka terbeli hargaPikiran-pikiran meresahBumipun turun gelisahLangit memendam marahLautan geram membasahGap-gap mengangakan palung dalamLarut kedamaian suramBenak menyimpan sekamSebentar lagi lengkap sudah hari menjelang malamDidalam kegelapanTak bisa lagi membedakanMana lawan mana kawanAdu domba merusak persatuanSenoktah misbahPancarkanlah dalam selaksa arahSadarilah sebelum bumi merekahTunduk sujud kepada AllaahBekasi, 10 Juni 2020 Bagaimanacerita lengka puisi kritikan terhadapa alam yang rusak dalam bait puisi palung semesta yang dipublikasikan berka puisi, apakah bercerita seperti puisi bumiku menangis atau puisi alamku telah rusak atau berkisah seperti cerita puisi tentang menjaga alam. Untuk lebih jelasnya puisi kritik untuk alam yang rusak disimak saja puisi Puisi tentang alam adalah puisi yang bercerita tentang berbagai fenomena di alam, Seperti pegunungan, pedesaan, pantai, laut, atau tentang alam yang rusak. Puisi alam biasanya terdiri dari berapa bait. Ada puisi yang hanya terdiri dari 2 bait, tiga bait, empat empat bait dan lima bait. Keindahan alam selalu menjadi pesona bagi manusia. Keindahan alam bisa dilihat dari deburan ombak di Pantai, hamparan laut yang indah, maupun hamparan sawah di pedesaan. Tetapi alam yang rusak bisa menjadi penyebab bala bencana. Seperti bencana banjir ataupun kekeringan. Puisi ini adalah puisi singkat tentang pegunungan. Puisi alam gunung memang selalu ada. Sebab gunung merupakan salah satu inspirasi terciptanya puisi. Tinggi Menjulang Tinggi menjulang dirimu Bagaimana bentuk Awan Kelabu Dari jauh bagai mengambang Indah terpesona semua Insan. Gunung yang sangat tinggi Ingin sekali aku mendaki Pasti kakiku letih Jika tidak terlatih. Hamparan Di Tepi Gunung Angin datang dan berdesir Di pegunungan yang menyisir Diantara hamparan sawah Tempat petani mencari nafkah. Alangkah indah hamparan sawah berkelak-kelok amatlah megah ingin badanku rebah Menikmati segarnya udara. 2. Puisi Tentang Alam Yang Rusak Alam yang indah bisa saja rusak karena ulah manusia. Seperti hutan yang lebar kini menjadi gundul. Sehingga akan mudah terkena banjir. Baca selanjutnya di puisi banjir. Sungaiku Kenapa Kotor? Air sungai terus mengalir Sangat jernih dan bersih Ikan-ikan pun berenang Bermain-main dengan senang. Kenapa Sungai kotor kini Banyak sampah di sana sini Airnya pun menjadi keruh Aromanya menjadi bau. Hutanku Penjaga Desaku Setiap musim hujan tiba Ini hatiku berdebar-debar takut ada datang bencana Ke desa ku walau sebentar. Kini banjir bandang menerjang Karena telah hilang hutan Pohon-pohon banyak ditebang Hujan mencurah banjir pun datang. 3. Puisi Tentang Alam 4 Bait Puisi tentang alam berikut ini merupakan puisi yang terdiri dari 4 bait. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang memiliki ciri adanya bait. Rindu Pada Pantai Bait 1 Kepada pantai aku rindu Bermain dengan ombak gelombang Di pasir putih yang berbunyi Bersama camar yang melayang. Biat 2 Kepada perahu Aku rindu Yang berdiam di tepi pantai Milik nelayan yang berburu Ikan-ikan di tengah lautan. Bait 3 Kepada angin yang semilir Aku rindu untuk bermain Menerpa wajah rambutku Sampai datang waktu senja. Bait 4 Kepada Karang yang menjulang Tegar selalu menghalau badai Walau diterpa oleh gelombang Tiada menangis dan berderai. Sawahku Indah Bait 1 Kupandang sawah luas terhampar Di tepi gunung udara segar Di desa ayah bundaku Tempat aku dilahirkan. Bait 2 Sawah indah dipandang mata Warnanya bagai disepuh emas Kurasa bahagia di jiwa Kupandang pandang yang tak mau lepas. Bait 3 Sawah ini begitu indah Semuanya adalah anugerah Dari Tuhan Yang Maha indah Untuk kebahagiaan manusia. Bait 4 Mari jaga indahnya alam Jangan dirusak jangan dibiarkan Jaga terus agar Lestari Agar dinikmati generasi nanti. 4. Puisi Alam 3 Bait Desaku Yang Kucinta Bait 1 Desaku amatlah Permai sawah terbentang luas Tumbuhan semakin hijau Alangkah segar pemandangan. Bait 2 Burung-burung selalu berkicau Di antara pepohonan Bernyanyi riang gembira Di pagi hari menyambut sang surya. Bait 3 Para petani pergi bekerja Ke ladangnya atau ke sawah Memetik sayur dan buah Untuk dijual jauh ke kota. Anak Pantai Bait 1 Bermain aku di tepi pantai Berkejar-kejaran dengan ombak Melihat orang duduk bersantai Menikmati indahnya alam. Bait 2 Perahu terombang ambing Disentuh oleh gelombang Angin datang bersemilir Menyentuh wajah Karang. Bait 3 Berjemur di bawah Mentari Di tepi pantai Aku bekerja Kulit hitam terbakar Tetapi bersyukur aku kepada-Nya. 4. Puisi Alam 2 Bait Langit Membentang Bait 1 Mentari bersinar terang Cahayanya ke Mayapada Langit cerah tak membayang bersih dari awan-awannya. Bait 2 Betapa luas langit membentang Tak tahu aku dimana ujungnya Semua itu ciptaan Tuhan Agar kita mengenal keagungan-Nya. Ombak Di Laut Bait 1 Ombak lautan datang berderai membawa buih di tepi pantai Menerjang batu karang Pulang kembali ke lautan. Bait 2 Ombak lautan selalu datang walau cerah walau membadai Berdebur tiada henti Memecah alam yang sunyi. 5. Puisi Tentang Alam Pedesaan Alam pedesaan selalu Permai. Melihat sawah dan sungai. Kebun kebun tumbuh subur. Sawah dan padi begitu menghibur. Alam Pedesaan Turun Kabut tipis tipis Di waktu pagi di alam desa Segar udara masuk ke dada Rasa damai dan Sentosa. Angin menyentuh pucuk daun menerpa pula pada bunga Alam terlihat amat Permai Mendamaikan segenap jiwa. Anak Gembala Di padang rumput itu Anak Gembala sedang menjaga Mengurus banyak domba-domba Hingga waktu datang senja. Domba bermain dengan riang Memakan rumput segar dan hijau Tak terlihat resah Gelisah Yang ada hanya damai. 6. Puisi Alam Untuk Anak SD Belajar membuat puisi sudah kita mulai ketika duduk di kelas sekolah dasar. Biasanya membuat puisi dengan tema alam, keluarga, ataupun lainnya. Misalnya puisi tentang kunang-kunang atau puisi tentang kupu-kupu. Karena anak-anak akan senang bermain di alam bebas. Puisi Kupu-Kupu Aku lihat kupu-kupu Bermain di taman bunga Sayapnya berwarna biru Dari sini terbang kesana. Kupu-kupu terlihat riang Bermain-main dengan kembang Kesana kemari bagai penari Selalu begitu di pagi hari. Kunang-Kunang Wahai kunang-kunang Dari mana engkau datang Tubuhmu membawa Lampu Menjadikan Malam begitu terang. Kunang-kunang yang ku sayang Ajari diriku Bagaimana terbang Supaya aku bisa ikut denganmu Menjelajah Kesunyian malam. 7. Puisi Alam Indonesia Indonesia merupakan negara yang kaya raya dan juga indah. Indonesia memiliki banyak kekayaan dan keindahan. Mulai dari pantainya, gunung, sawah, dan lautannya. Indonesiaku Indah Indonesiaku amatlah indah Pantai Gunung serta lembah Terhampar luas antero Nusantara Anugerah dari Tuhan Yang Esa. Gunung-gunung tinggi menjulang Sawah-sawah luas terhampar Pantai-pantai begitu indah Lautan membentang tak sudah sudah. Indonesiaku amatlah indah Bagaikan Zamrud Khatulistiwa Kita semua harus menjaga Agar Lestari alam kita. Hutan Pinus Gunung Di hutan pinus di Desaku Ada udara yang begitu segar Membuat diriku selalu rindu Rindu di dada amat bergetar. Hutan pinus melebur rindu yang memanggil jiwaku doaku moga lestari alam indah nan berseri. 8. Puisi Tentang Air Terjun Deras mengalir air jernih jatuh membuncah di bawah suaramu merdu nyanyian alam pecah sunyi penuh kemerduan. Bergeranjas jatuh Dengan cara yang paling Anggun Suaramu menenangkan hati Tarianmu menghias indah. … Sunyi Kau berada ditengah kesepian Jauh dari pemukiman Selalu jadi Kerinduan Dari jiwa setiap Insan Kau mengalir dari jauh Di tempat itu engkau jatuh Dengan suara yang bergemuruh Di kolam kecil engkau berlabuh. 9. Indahnya Alam Lingkungan Kita bisa membuat puisi tentang alam sekitar kita. Tidak harus tentang gunung, pantai, sungai, ataupun lautan. Tetapi kita bisa juga menuliskan puisi tentang alam sekitar kita, seperti pohon, kupu-kupu, lapangan tempat bermain, dan sejenisnya. Berikut ini adalah contoh tentang keindahan alam sekitar. Pohon Tempat Kami Di bawah rindang daun-daun Diantara dahan-dahan Di sana lah kami bermain Bergembira bersama teman. Pohon berdiri telah lama Sebelum kami lahir ke dunia Menemani kita dan cerita Kenangan kami kelak dewasa. Menyusur Sungai Air mengalir padamu Dari hulu hingga Hilir Jauh sekali engkau mengalir. Engkau memberi kehidupan Untuk mengairi persawahan Menyuburkan berbagai tumbuhan Sebagai anugerah Tuhan. 10. Keindahan Alam Pagi Pecah Ketika pagi pecah Langit pun mulai memerah Pantai Cahaya Sang Fajar Pagi hari yang bergetar perlahan-lahan Bangkitlah Surya Menerangi Alam Raya Menyemburatkan cahaya Memberi hangat pada insan manusia. Nyanyian Semesta Dan angin pun bersemilir Menyentuh ujung ilalang Dan iapun menggeletar Menjatuhkan bunga putihnya. Padang ilalang di waktu senja Membawakan sebuah aroma Ketika ditimpa cahaya senja Terlihat betapa indahnya. Alam Ciptaan Tuhan Berkelipan bintang di langit Menghiasi gelap malam Memagari sang Rembulan bintang kecil amat alit. Alangkah indah ciptaan Tuhan Menjadi hiasan bagi Insan Agar bersujud kepada-Nya Mengagungkan seagung-agung-Nya. 11. Kasih Sayang Kepada Alam Telah diberikan keindahan Telah diberikan kemudahan Untuk kita dari alam Sesama makhluk ciptaan Tuhan. Jangan kita menyakiti Biarkan alam tumbuh berseri Kepada makhluk Marilah sayang Agar hidup selalu Harmoni. Kasih Sayang Sesama Manusia Apa gunanya iri dengki Hanya membuat sakit hati Kasih sayang itu lebih utama Bermanfaat di alam sana. Kasih sayang kepada sesama Agar hidup tentram bahagia Tolong menolong menjadi utama Jiwa pun akan merasa Sentosa. 12. Puisi Fenomena Alam Fenomena alam biasanya terjadi di sekitar kita. Contohnya adalah gunung meletus, Gempa bumi, atau banjir yang melanda. Merapi Meletus Suara menggelegar Mengeluarkan awan putih Cuaca menjadi panas Saat engkau berubah ganas. Gunung yang indah kini mengamuk Menakutkan hati manusia Keluar lahar Hawa panas Gunung tenang menjadi garang. Banjir Tak Pernah Usai Di kotaku ini Ada cerita yang tak pernah henti Setiap kali musim penghujan Rumah kami ikut terendam. Hutan-hutan telah habis Pertumbuhan makin terkikis Air hujan tak bisa disimpan Hanya mengalir dan menenggelamkan. Mari kita melestarikan Tanam lagi pepohonan Agar terhindar dari bencana Ketika musim penghujan tiba. . . Gejala alam menandakan adanya sesuatu yang berhubungan dengan manusia. Kadang-kadang manusia tidak menyadari bahwa bencana tersebut karena ulah manusia itu sendiri. Ada orang yang tidak pernah membuang sampah kecuali di sungai. Ada pula yang mengambil keuntungan dari hutan. Oleh karena itu Mari kita jaga kelestarian dan keindahan alami. 13. Bencana Gempa Bumi pun bergetar Rumah-rumah berderak Manusia Limbung Saat bencana gempa Datang dengan tiba-tiba. Jika gempa sudah melanda Rumah mewah bagaikan kertas Runtuh semua seketika Jangan tanah rumahpun rata. Gempa Bumi Jika terjadi gempa bumi Manusia panik karenanya Yang terpikir keselamatan diri Jangan sampai dia celaka. Gempa bumi akan terjadi Semakin banyak di akhir zaman Karena dosa-dosa Insani Yang tak taat kepada Tuhan. 14. Alam Hijau Menikmati Semilir Duduk aku di Gubuk Tua Diantara bentangan sawah Menghijau ia warnai desa Perasaanku begitu Sentosa Alam Hijau di pedesaan Udara segar yang kita rasakan Bersih jauh dari debu debu Harus disyukuri sepanjang waktu. Aku duduk di Gubuk Tua Memandang hijaunya sawah Menikmati angin semilir Memandang sungai kecil yang mengalir. Hijaunya Alamku Alangkah indahnya alam Menghijau luas membentang Di sanalah ada kehidupan Dari dahulu hingga sekarang. Alamku hijau dan Permai Begitu indah dipandang mata Penduduknya merasa damai Menikmati anugerah dari-Nya. 15. Kerusakan Alam Jeritan Alam Hutan-hutanku kau babat Suaku kau penuhi dengan polusi Udaraku kau penuhi dengan polusi. Mengapa Wahai Manusia Engkau rusak diriku ini Padahal segalanya telah kuberikan Dari hasil kekayaan ini. Jagalah Alam Dari lautanku, Engkau mengambil ikan. Dari sawah-sawah ku Engkau mengambil padi. Dari perut perutku, Kau ambil emas pasir dan tembaga Dari bersih udaraku Engkau dengan nafas. 16. Pantun Jelajah Alam Susur Sungai Kususuri dengan kakiku Sungai kecil yang berpasir Dari ketinggian bukit Hingga turun ke tanah lembah. Betapa bahagia didalam jiwa menjelajahi alam ciptaan-Nya Terasa besar Keagungan Tuhan Sedangkan aku seorang hamba. Rindu Hutan Aku rindukan suasana hutan Dengan aromanya yang tak dilupa Suara terdengar dari hewan Memasuki hutan Melalui Jalan Setapak Ditemani burung-burung Serta nyanyian margasatwa. 17. Rindu Alam Aku merindukan lagi menjelajahi Alam Hijau Di suasana desa pada sawah yang berlumpur. Lelah aku melihat tembok Ingin ku lepaskan pandangan Benda langit yang biru Ditemani awan Gemawan. Hujan Di Balik Jendela Setiap kali hujan gerimis Terdengar merdu suaranya Menimpa atap rumah Ketika itu di waktu senja. Aku duduk di balik jendela Menatap gerimis turun ke bumi Di dalam hati ada kehangatan Sebab gerimis adalah anugerah Tuhan. Kutatap sendu pada awan Yang warnanya mulai kelabu Mungkin saja hujan selesai Meninggalkan udara bersih. 18. Kutatap Pelangi Jika gerimis turun berderai Di bawah cahaya matahari Mata hatiku pun berdenyai Melihat warna-warni sang Pelangi. Ia bagaikan mahkota Di bentangan langit begitu indah Warnanya sungguh sangat tertata Menghilangkan segala gundah. 19. Kicau Burung Pagi Hari Kicau burung di pagi hari Amat riang mereka bernyanyi Bermain-main di pucuk Cempaka Menemani datangnya Surya. Burung yang jelita Kulihat engkau begitu bahagia Dalam hidup penuh Kemesraan Engkau terbang bersama teman-teman. 20. Mendung Hitam Sebelum turun hujan Ada pertanda dari alam Awan putih telah berganti Warnanya kini menjadi hitam. Mendung hitam menggelayuti Di pucuk langit di atas bumi Hujan turun sebagai anugerah Menghidupkan tumbuhan Bumi. 21. Sungai Jika aku minta di sungai Kaki Bukit di dekat gunung Hatiku langsung terasa damai Pikiran pun mudah merenung. Dari ketinggian Air mengalir dengan Anggun Mengirim cinta ke sawah-sawah Menyenangkan hati para petani. Sungai Ini begitu dingin Airnya jernih begitu bening Untuk diminum oleh manusia Dijadikan makanan untuk yang lainnya. 23. Alam Pegunungan Di gunung yang tinggi Jalannya berkelok-kelok Jauh sekali. Turun dan mendaki Jalan berkelok Alam yang sunyi. Kabut Kabut turun di pagi hari Bersama embun embun Menyambut cahaya matahari Menerpa daun-daun. Kabut tipis melayah-layah Di antara hutan pinus. Kicau burung terdengar indah Insan terpana bagai terbius. 24. Alam Negeriku Pohon-pohon telah tumbuh Dari zaman dahulu Sebelum lahir kakekku Alam Negeriku begitu kaya Gunung sungai lautan dan lembah Terbentang begitu saja amat indah. 25. Awan-Awan Bertebaran ia di angkasa Menghiasi langit yang biru Kadang putih kadang kelabu Memayungi Bumi Indahku. Awan Gemawan sangat menawan di atas sana selalu mengambang Mengikuti angin kemana Ke selatan ataupun ke Utara. Kadang ia terlihat tipis Di waktu senja yang memerah Kadang Putih saat gerimis Atau saat cuaca cerah. 26. Purnama Bila datang waktu Purnama Kami bermandikan dengan cahaya Berlari-lari di halaman rumah Menikmati Purnama Raya. Di depan rumah itu duduk pula Ayah ibuku Bercerita mereka berdua Sambil memperhatikan kami semua. Saat Purnama tiba hati kami selalu ceria Di tepi sungai rumah kami Tempat terbaik menatap Berkah Apabila pagi pecah Dari kapulasan tidurnya Bagaikan seorang putri Disambut kabut serta embun. Pagi ini pagi yang berkah Ketika angin semilir Dari lautan menuju lembah Mengembara ke mana saja. 27. Embun Pagi Embun telah turun Semenjak malam tadi. Menjadi kabut misteri Tapi menyejukan hari. Embun bening berseri Kepada daun menghampiri Padang rumput rumput di kaki Hilang bila datang Mentari. 28. Ketemukan Embun Pagi Hanya embun pagi Yang aku temui Sebelum datang Mentari Menggantung ia di pucuk daun. Embun hanya di malam hari Untuk menyejukkan alam ini Agar Insan beristirahat Dalam tidur yang lelap. 29. Setetes Embun Walaupun tanah kering kerontang Embun pagi datang menyapa Menetes jatuh ke atas bumi Mengusir duka dan nestapa. Embun bekerja di malam hari Agar segar tanaman Walau tak ada orang memperhatikan Setiap malam ia akan datang. 30. Segar Telah ku jumpai daun daunku, Yang siang tadi hampir layu Kini dia segar kembali Sebab disentuh embun pagi. Bunga bunga ini mekar Daun-daun membuka lebar Saat tersentuh Mentari Embun hilang dan pergi. 31. Puisi Ombak Laut Biru Tiada henti dia berderai Bergelombang dari lautan Datang menyentuh bibir pantai Suara berdebur memecah kesunyian. Pasir Putih menyambut riang Mempersilahkan ombak datang Begitu juga dengan batu karang Bersama camar yang melayang. 32. Pantai Pangandaran Dari dahulu engkau terkenal Dengan ombaknya yang begitu besar Menerjang kapal-kapal nelayan Menggulung buih di tepi pantai. Ombak menari-nari Terpesona mata yang memandang Suaramu sepanjang hari Bagaikan sebuah nyanyian. 33. Puisi Alam Pegunungan Diliputi Kabut tipis Bagaikan tempat penuh misteri Kau terlihat di pagi hari Dampak hilang di waktu siang. Dari jauh engkau terlihat Tumbuh menjulang ke angkasa Meninggalkanmu terasa berat Jatuh cinta pada keindahannya. 34. Pemandangan Pedesaan Terlihat pasangan suami istripem Membawa pikulan menuju sawah Berjalan beriringan mereka berdua Dengan wajah penuh gembira. Hari ini ini hari memanen Padi di sawah sudah menguning Memetik padi sepanjang hari Penuh syukur di dalam hati. 35. Penggembala Domba Jika aku pulang ke desa Aku rindu pada anak gembala Yang membawa kawanan domba Jauh ke ladang mencari makan. Dia sigap mengatur barisan Bagaikan seorang komandan Kadang rebah di rerumputan Sambil menatap kawanan. 36. Pepohonanku Wahai pepohonanku Tetaplah hijau dan tumbuh Memberi naungan kepada kami Menyegarkan udara ini. Daun-daunmu begitu hijau Menyerap panas Mentari Dahan-dahan mau begitu kuat Tempat bermain bagi kami. Wahai pohon Jangan pernah engkau mengering Lindungilah bumi kami Dari bencana bernama banjir. Seraplah air yang mencurah Simpan pada akar-akarmu. Jangan engkau membiarkan Curahan air membuat tenggelam. 37. Alamku Sahabatku Alamku adalah sahabatku Tempat aku berdiam dan tinggal Dia telah banyak memberikan Apa yang aku butuhkan. Jangan hujan nya dia mencurahkan Segenap air yang kami butuhkan Dengan pepohonan yang dia tumbuhkan Kami menghirup kesegaran. Dengan lautan yang dihamparkan Kami berlayar mencari ikan Dengan gunung gunung menjulang Kami buat persawahan. Dengan alam Tuhan memberikan Segalanya yang manusia membutuhkan Agar mereka bersyukur Jangan sampai manusia kufur. Kepada-Nya kita bersujud Merendahkan diri ini Menjadi hamba yang mengerti Keagungan Ilahi Robbi. 38. Alam Yang Murka Sampah-sampah mengotori Sungai-sungai dan lautan Ikan-ikanpun mati oleh racun yang ditumpahkan. Nelayan pun jadi kesusahan Susah mencari ikan Lautan menjadi murka Sebab kelakuan manusia. 39. Dia Kala Senja Berhembus angin dengan kencang Melewati pepohonan Pemandangan semakin indah Saat senja telah tiba. Di senja ini aku berdoa Di senja ini aku bersyukur Di senja ini aku meminta Agar selalu bahagia. 40. Lelah Senja Begitu aku menikmati hari Saat petang akan menjelang Setelah sepanjang hari Lebih raga berpetualang. Telah aku memetik padi Di hamparan sawah yang menguning Semua lelah telah terbayar Jangan yang kudapat saat ini. 41. Padang Rumput Dan angin pun berhembus kencang Menerpa wajah rumputan Berkelana jauh dari lautan Mengembara sepanjang zaman. Aku titip sepenggal asa Atau jiwa yang terluka Pada angin dan pada senja Yang mengembara ke Mayapada. 42. Puncak Gunung Dari puncak ini Ku temukan kedamaian diri. Ada bentangan alam yang begitu sunyi Puncak gunung yang amat tinggi. Terasa diri amat kecil Di antara langit dan bumi Siapalah diriku ini Tak pantas untuk menyombongkan diri. 43. Bencana Asap Asap telah menjadi kabut Kamu telah mengotori Sesak nafas nafas kami karena hutan terbakar api. Hutan telah mereka musnahkan Jangan panasnya api Ambisi Asap melanda kepada kami Dipicu orang-orang berdasi. Margasatwa banyak yang mati Pembakaran ini membawa rugi Paru-paru kami rusak Hidup semakin terbelangsak. 44. Bumi Indah Perlahan-lahan senja pulang Dibawa oleh cahaya mentari Berganti dengan malam yang kelam Alam pun semakin sunyi. Aku ingin melihat bintang Yang selalu datang ketika malam Juga bersama Rembulan Cahayanya sejuk membahagiakan. Senja memang selalu indah Malam juga tak pernah kalah Ketika pagi pecah Bumi kita tetaplah indah. 45. Hamparan Pasir Di bibir pantai Aku memejamkan mataku Melepaskan lelah dan letih lelah jiwa menggerogoti. Terjatuh aku di pasir putih Maka kurebahkan tubuhku ini Menatap langit Berawan putih. Kadang Camar melayang-layang Turun ia mengail ikan Begitu indah lukisan alam Syahdunya tak tergantikan. Embusan angin begitu sejuk Samar-samar ombak berdebur Angin pun datang membelai Melepaskan segala resahku. 46. Bukit Anak kecil si penggembala Ia Merebahkan tubuhnya Di atas rerumputan Yang bersanding dengan ilalang. Kadang matanya terpejam Untuk melepas segala lelah Menikmati hembusan alam Terbawa mimpi yang sangat indah. Di atas bukit yang amat tinggi Ia labuhkan semua harapan Bahwa tak lama lagi Kerjanya akan memberi kekayaan. 47. Menunggu Purnama Tahukah Engkau wahai Rembulan Aku menunggumu menjadi Purnama Agar cahayamu kumandikan Keseluruh Raga di malam kelam. Tahukah Engkau wahai Rembulan Menatapmu membuka kenangan Di masa kecil dahulu Ketika aku ingin terbang kepadamu. Engkau selalu indah Dengan sejuknya cahaya Akupun tak pernah jemu Menatapmu sepanjang waktu. 48. Dari Hamparan Langit Dari hamparan langit Dari celah-celah awan Turun jatuh ke wajah bumi Dengan cara yang menawan. Engkau meresap ke dalam Bumi Membasahi akar-akar Mengusir debu-debu kemarau Yang memecah tanah sawah. Jika Tuhan telah mengirimkan Hujan yang turun di musimnya Pertanda tanah akan menghijau Kembali hidupkan bumi. 49. Puisi Alam Pantai Yang Indah Laut mendadak ramai Saat manusia pergi ke pantai Bermain-main dengan riang Dibawah Mentari bercahaya terang. Laut telah mengirimkan Ombaknya yang bergunung-gunung Hingga pecah di tepi pantai Memberi makna beribu-ribu. 50. Pantai di pagi hari Kala Mentari terbit Di ufuk timur yang jauh Kulihat kabut kabut lembut Di antara ombak berdebur. Burung-burung bernyanyi riang Menyambut Mentari di ujung sana Anginpun mulai bertiup kencang Menandakan datangnya kehidupan. Ombak mulai berkejar-kejaran Berlomba menuju Karang Kadang menyapu perahu di tepi Membuatnya bergoyang-goyang. 51. Oh Laut Oh laut Deburmu aku rindukan Gelombang aku nantikan Gemuruhmu aku puisikan. Oh laut Anginmu menenangkan Birumu melapangkan Pasirmu membahagiakan. Oh Laut Aku rindu kepadamu Rindu itu membawaku pada kerinduan pada Pencipta-Mu. Puisi Kampung Halamanku 52. Rumahku Di Tepi Sungai Teringat kampung halaman rumahku di tepi sungai banyak sekali pepohonan mengusik kerinduan. Sampan-sampan terapung di sungaiku jauh di kampung anak-anak pandai berdayung bermain hingga petang. Bangau-bangau terlihat terbang ke sarangnya mereka pulang di antara langit yang memerah sebab telah datang senja. Walau pergi jauh merantau kampung halaman selalu terkenang terkenang pula pada surau tempat mengaji bersama teman. 53. Permainya Kampung Halaman Gunung tinggi menjulang sawah luas terhampar suasana selalu damai ladang terlihat amat permai. di sanalah aku dilahirkan besar dalam buaian bersama ibu tercinta dihangatkan kasih ayah. biarpun jauh aku pergi kampung halaman tak terlupa rindu ini menggebu di hati kadang memberi rasa nestapa. moga kampungku selalu damai bagaikan semilir anginnya semoga kampungku selalu permai bagaikan gemericik airnya. 54. ALAM DESA Bukit di atas tanah Tertutup kabut tipis Hawa sejuk mentari cerah Padang rumput menghijau manis Gemericik air di sungai terdengar halus Halimun pagi menetes teduh Air terjun mengguruh deru Melaju membiru pantai Sejuk asin hangat pesisir Menerangi panorama desa Mewarnai guratan alam Mencipta indah alam desa 55. Pantaiku Kampung Halamanku Di kampung halamanku berjajar banyak perahu Di sanalah aku bermain bersama ombak lautan. Di kampung halamanku orang-orang jadi nelayan berangkat ke lautan tanpa takut diterjang gelombang. aku adalah anak pantai bermain di bawah matahari kulitku hitam legam menerjang ombak berderai. 56. Bunga-Bunga Mekar Di kebunku yang sederhana telah mekar sekuntum kembang dari ranting-ranting bunga datang kupu juga kumbang. indah sudah kembang berseri mekar di musim yang bersemi kucintai sepenuh hati kusiram setiap hari. Puisi tentang alam merupakan puisi yang paling banyak dibuat. Selain puisi cinta. Semoga dengan kumpulan puisi alam ini bisa memberi inspirasi kepadamu. Di bawah ini masih banyak lagi puisi lainnya. Semoga memberi manfaat untuk kamu semua. Jangan lupa untuk membaca puisi-puisi lainnya. Sekarang saatnya kamu membuat puisi sendiri. Referensi -